Monexnews - Korea Selatan menembakkan serentetan peluru artileri pada Korea Utara membalas serangan dari Korea Utara untuk memprotes siaran propaganda anti-Pyongyang oleh Seoul, langkah yang meningkatkan ketegangan pada semenanjung Korea. Pihak Washington mendesak Pyongyang untuk menghentikan langkah "provokatif" apapun pasca baku tembak pertama antara kedua negara tersebut sejak Oktober lalu. Kedua belah pihak mengatakan tidak ada korban jiwa ataupun kerusakan pada area mereka. Korea Utara tidak membalas serangan tersebut namun memperingatkan Seoul dalam sebuah surat bahwa pihaknya akan mengambil langkah militer jika pihak Korea Selatan tidak menghentikan siaran di sepanjang perbatasan dalam 48 tahun, menurut Menteri Pertahanan Korea Selatan.
Dalam surat terpisah, Pyongyang mengatakan bahwa pihaknya bersedia menyelesaikan masalah tersebut meski telah menganggap siaran tersebut merupakan sebuah deklarasi perang, menurut Menteri Unifikasi Korea Selatan. Pemimpin muda Korea Utara, Kim Jong Un, akan menempatkan pasukannya dalam kondisi "persenjataan perang penuh" mulai sore hari Jumat dan telah menyatakan status "siaga perang" pada baris depan, menurut laporan agensi berita KCNA dari Pyongyang.
Salah satu petinggi militer Korea Selatan mengatakan bahwa siaran tersebut akan berlanjut. Seoul mulai melakukan siaran propaganda anti-Korea Utara menggunakan loudspeaker pada perbatasan tanggal 10 Agustus lalu, kembali melanjutkan taktik yang telah dihentikan kedua belah pihak di tahun 2004. Pihak Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara telah menembahkan satu peluru anti-aircraft diikuti oleh lebih banyak lagi pada hari Kamis. Pihak militer Korea Selatan, yang mengatakan telah mengembakkan pulihan peluru artileri sebagai repon, menaikkan status waspadanya ke level paling tinggi.
(xiang)