Ekonom di raksasa perbankan investasi, Goldman Sachs, menawarkan pandangan yang negatif pada EUR menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada bulan depan.
Goldman mengatakan, perang perdagangan AS-China yang berlanjut akan berperngaruh negatif untuk Euro. Permintaan China akan barang-barang dari negara-negara anggota zone euro akan melambat sebagai dampak perlambatan ekonomi di perekonomian terbesar kedua dunia ini.
Sebagai dampak adanya perlambatan ekonomi di zona euro, maka bank sentral Eropa telah mendorong bank-bank agar menyalurkan kredit ke masyarakat. Goldman menilai ECB lebih dekat dengan kebijakan pelonggaran daripada Federal Reserve.
Perang dagang telah melemahkan mata uang negara-negara emerging market karena dollar menguat dan menjadi mata uang safe haven. Jika bank sentral negara-negara emerging market menggunakan cadangan untuk mempertahankan kestabilan mata uang mereka, maka langkah yang paling masuk akal mereka lakukan adalah  menjual EURUSD untuk penyeimbangan kembali portofolio.
ECB akan melakukan pertemuan membahas kebijakan moneter pada 6 Juni mendatang yang akan menetapkan bunga acuan dan juga pandangan makroekonomi mereka terhadap situasi perekonomian global terkini.