GBPUSD tidak membaik kendati Perdana Menteri Theresa May telah mengundurkan diri di akhir pekan lalu. Seperti diketahui, parlemen Inggris berulang kali menolak revisi draft perjanjian kesepakatan Inggris-Uni Eropa mengenai Brexit dan pengunduran diri PM May menimbulkan harapan adanya solusi lebih baik.
Namun kandidat terkuat pengganti May yaitu Boris Johnson, mantan menteri luar negeri di kabinet May dan salah satu pendukung utama Brexit selama pemungutan suara 2016, menyuarakan ketegasan sikapnya terkait Brexit.
Membuat pidatonya di sebuah konferensi ekonomi di Swiss minggu lalu, Johnson mengimbau kepada anggota Partai Konservatif yang mendukung Brexit dengan mengatakan: "Kami akan meninggalkan Uni Eropa pada 31 Oktober, kesepakatan atau tidak ada kesepakatan."
Johnson adalah pilihan pertama di antara 39% anggota partai, menurut survei oleh YouGov untuk surat kabar The Times, jauh di depan 10 kandidat lainnya yang dinyatakan dalam kontes untuk menggantikan May.
GBPUSD mengalami tren menurun sejak 6 Mei dan telah terpangkas 565 pip atau 4, 28 persen hingga kini. Pasangan yang mendapat julukan Cale ini sempat menguat pada hari pengundiran diri May, namun sejak Senin hingga Kamis kemarin kembali melemah.
Saat penulisan, GBPUSD diperdagangkan di 1.2611, naik 9 pip dari penutupan Kamis kemarin. Â